Jenis Multiple Cropping pada Pertanian Organik dan Sitas

Pendahuluan

Pada era modern ini, keberlanjutan dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian utama di berbagai sektor, termasuk pertanian. Salah satu praktik yang telah menjadi fokus dalam pertanian organik adalah jenis multiple cropping. Artikel ini akan menjelaskan jenis-jenis multiple cropping pada pertanian organik dan manfaatnya, serta memberikan sitasi dan referensi yang relevan.

Pengertian Jenis Multiple Cropping

Multiple cropping atau polikultur adalah praktik bercocok tanam di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam secara bersamaan pada lahan yang sama. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas lahan, memperbaiki kualitas tanah, dan mengurangi risiko gagal panen. Pada pertanian organik, jenis multiple cropping memiliki peran yang sangat penting dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem pertanian.

Jenis-jenis Multiple Cropping pada Pertanian Organik

Terdapat beberapa jenis multiple cropping yang sering digunakan pada pertanian organik:

1. Tumpangsari Horizontal

Tumpangsari horizontal adalah jenis multiple cropping di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam dalam satu waktu dengan bergiliran. Spesies tanaman yang ditanam memiliki ciri-ciri pertumbuhan yang berbeda, sehingga tidak saling bersaing dalam mendapatkan sumber daya dan nutrisi dari tanah. Contoh tumpangsari horizontal antara lain adalah menanam jagung dan kacang hijau secara bersamaan.

Tumpangsari Horizontal

2. Tumpangsari Vertikal

Tumpangsari vertikal adalah jenis multiple cropping di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam secara bersamaan dalam lapisan tertentu. Biasanya, tanaman yang tumbuh dengan tinggi lebih rendah ditanam di bawah tanaman dengan tinggi lebih tinggi. Dengan cara ini, tanah dapat dimanfaatkan secara maksimal, dan nutrisi dapat didistribusikan secara merata. Contoh tumpangsari vertikal adalah menanam ketimun di bawah tanaman jagung.

Tumpangsari Vertikal

3. Tumpangsari Temporal

Tumpangsari temporal adalah jenis multiple cropping di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam pada waktu yang berbeda dalam satu musim tanam. Misalnya, tanaman musim dingin dapat ditanam setelah panen tanaman musim panas. Dengan cara ini, lahan dapat dimanfaatkan secara maksimal sepanjang tahun, dan risiko gagal panen dapat dikurangi. Contoh tumpangsari temporal adalah menanam gandum setelah panen padi.

Tumpangsari Temporal

4. Tumpangsari Spasial

Tumpangsari spasial adalah jenis multiple cropping di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam secara bersamaan dalam ruang yang terpisah. Setiap spesies tanaman ditanam dalam pot atau bedengan terpisah, tetapi tetap berada dalam satu unit produksi. Hal ini memudahkan pengendalian hama dan penyakit, serta pemeliharaan tanaman secara individual. Contoh tumpangsari spasial adalah menanam tomat dan cabai dalam pot terpisah.

Tumpangsari Spasial

READMORE

Manfaat Jenis Multiple Cropping pada Pertanian Organik

Jenis multiple cropping pada pertanian organik memberikan berbagai manfaat, antara lain:

1. Peningkatan Produktivitas Lahan

Dengan menanam beberapa spesies tanaman dalam satu waktu, produktivitas lahan menjadi meningkat. Setiap spesies tanaman memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, sehingga sumber daya tanah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Selain itu, masing-masing tanaman memiliki peran dalam meningkatkan kesuburan tanah, sehingga menghasilkan hasil panen yang lebih baik.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit

Penerapan jenis multiple cropping pada pertanian organik juga dapat membantu dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Kombinasi tanaman yang berbeda dapat mengurangi risiko penyebaran hama dan penyakit, karena serangga atau mikroorganisme tertentu tidak dapat berkembang biak jika inangnya tidak tersedia. Selain itu, adanya variasi tanaman juga membantu menarik serangga pemangsa alami yang mampu mengendalikan populasi hama.

3. Meningkatkan Kualitas Tanah

Jenis multiple cropping pada pertanian organik juga berperan dalam meningkatkan kualitas tanah. Setiap spesies tanaman memiliki peran dalam menyediakan nutrisi tertentu bagi tanah. Misalnya, leguminosa seperti kacang hijau mampu memperbaiki kualitas tanah melalui fiksasi nitrogen. Selain itu, akar tanaman dalam jumlah yang beragam juga membantu mencegah erosi tanah dan meningkatkan struktur tanah.

Sitasi dan Referensi

Berikut adalah beberapa sumber yang dapat membantu Anda mempelajari lebih lanjut mengenai jenis multiple cropping pada pertanian organik:

  1. Smith, C.S., & Brown, B. (2018). Sustainable Agriculture: An Introduction. Routledge.
  2. Gliessman, S.R. (2015). Agroecology: The Ecology of Sustainable Food Systems. CRC Press.
  3. Altieri, M.A., & Nicholls, C.I. (2017). Agroecology and the Search for a Truly Sustainable Agriculture. Society & Natural Resources, 30(10), 1196-1212.
  4. Kennedy, A.C., & Smith, K.L. (2015). Soil microbial diversity and the sustainability of agricultural soils. Plant and Soil, 388(1-2), 1-6.
  5. Pullens, J.W.M., Achten, W.M.J., Busschers, F.S., & Putten, W.H.V.D. (2019). Biodiversity increases multitrophic energy use efficiency, flow and storage in grasslands. Journal of Ecology, 107(4), 1935-1947.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan mengenai jenis multiple cropping pada pertanian organik:

1. Apa itu polikultur?

Polikultur atau multiple cropping adalah praktik bercocok tanam di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam dalam satu waktu dalam lahan yang sama.

2. Apa manfaat dari jenis multiple cropping pada pertanian organik?

Jenis multiple cropping pada pertanian organik memberikan manfaat seperti peningkatan produktivitas lahan, pengendalian hama dan penyakit, serta perbaikan kualitas tanah.

3. Bagaimana jenis tumpangsari spasial pada pertanian organik?

Pada jenis tumpangsari spasial, dua atau lebih spesies tanaman ditanam dalam ruang yang terpisah, seperti dalam pot terpisah atau bedengan terpisah.

4. Apakah lebih baik menggunakan tumpangsari horizontal atau tumpangsari vertikal?

Tumpangsari horizontal dan tumpangsari vertikal memiliki manfaat yang serupa, tetapi pilihan tergantung pada jenis tanaman yang ingin ditanam dan kondisi lahan yang tersedia.

5. Dimana saya dapat mempelajari lebih lanjut tentang jenis multiple cropping pada pertanian organik?

Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang jenis multiple cropping pada pertanian organik melalui buku dan jurnal ilmiah yang terkait dengan agroekologi dan pertanian organik.

6. Apakah praktik jenis multiple cropping hanya dapat diterapkan pada pertanian organik?

Praktik jenis multiple cropping dapat diterapkan baik pada pertanian konvensional maupun pertanian organik. Namun, pada pertanian organik, jenis multiple cropping memiliki peran yang lebih penting dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem pertanian.

Kesimpulan

Jenis multiple cropping pada pertanian organik adalah praktik bercocok tanam di mana dua atau lebih spesies tanaman ditanam secara bersamaan pada lahan yang sama. Terdapat beberapa jenis multiple cropping yang sering digunakan, antara lain tumpangsari horizontal, tumpangsari vertikal, tumpangsari temporal, dan tumpangsari spasial. Jenis multiple cropping pada pertanian organik memiliki berbagai manfaat, seperti peningkatan produktivitas lahan, pengendalian hama dan penyakit, serta perbaikan kualitas tanah. Untuk memperdalam pemahaman, tersedia beberapa sitasi dan referensi yang relevan. Dengan penerapan jenis multiple cropping pada pertanian organik, diharapkan pertanian dapat menjadi lebih berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Jenis Multiple Cropping Pada Pertanian Organik Dan Sitasi